Awal Terbentuknya LKBN Antara

Naamloze Vennootschap
(NV) Kantor Berita Antara didirikan pada
tanggal 13
Desember 1937
oleh A.M. Sipahoetar, Mr. Soemanang, Adam Malik
dan Pandoe Kartawigoena,
saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang. Sebagai
Direktur pertama pada waktu itu adalah Mr. Soemanang
danAdam
Malik sebagai Redaktur (wartawan muda, usia 17 tahun pada waktu itu)
merangkap Wakil Direktur; Pandoe Kartawigoena
sebagai Administratur serta dibantu wartawan A.M. Sipahutar.Gagasan untuk
mendirikan kantor berita ini timbul pada pikiran seorang wartawan muda, Albert Manoempak
Sipahoetar, dan seorang mahasiswa ilmu hukum/RH, Raden Mas
Soemanang Soeriowinoto, yang kemudian lebih dikenal sebagai Mr. Soemanang,
dan juga sebagai Ketua PWI yang pertama pada tahun 1946. Mereka merasa tidak
puas tehadap pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa di Hindia
Belanda terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat Indonesia,
yang disiarkan Aneta (Algemeen Nieuws-en
Telegraaf-Agentschap).Kantor berita Belanda itu
menyebarkan hasil liputannya bukan saja di Hindia Belanda, melainkan juga di Eropa. Kalangan
pergerakkan kebangsaan Indonesia, baik yang berada di Hindia Belanda maupun di
Eropa, menganggap berita di Aneta berat sebelah. Aneta bahkan sering sama
sekali tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan
masyarakat Indonesia.
Adapun kantor KB Antara terletak di Buiten Tigerstraat 30 (sekarang J.
Pinangsia 70 Jakarta Kota). Pada tahun 1941, jabatan Direktur oleh
Mr. Sumanang diserahkan kepada Sugondo Djojopuspito (mantan mahasiswa RH usia
36 th pada waktu itu, kawan Soemanang yang juga mantan mahasiswa RH, yang
bekerja di Biro Statistik), sedangkan jabatan Redaktur tetap pada Adam Malik
yang merangkap sebagai Wakil Direktur.Kemudian Kantor KB Antara tahun 1942
pindah ke Noord Postweg 53 Paser Baroe (sekarang Jl. Pos Utara No. 53 Pasar
Baru) bersama dengan Kantor Berita Domei, dan Soegondo pindah bekerja di Kantor
Shihabu, sedangkan Adam Malik dan AM Sipahutar tetap menjadi pegawai Domei.
Pada tahun 1962,
ANTARA resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional yang berada langsung di
bawah Presiden Republik Indonesia. Lembaga
Kantor Berita Nasional Antara atau disingkat LKBN Antara merupakan kantor
berita terbesar di Indonesia, yang sifatnya semi pemerintah, walaupun ketika
pertama kali didirikan oleh para wartawan nasionalis pada masa penjajahan
Belanda sebelum PD II sepenuhnya merupakan usaha swasta.Agar dapat memanfaatkan
berbagai peluang bisnis dan untuk menghadapi tantangan konvergensi media
sekaligus dapat mengemban tugas pencerdasan bangsa, maka Pemerintah dibawah
kepemimpinan H. Susilo Bambang Yudhoyono mengubah status LKBN ANTARA menjadi
Perusahaan Umum (Perum) pada tanggal 18 Juli 2007 melalui PP 40/2007. Agar
menjadi perusahaan yang sehat, LKBN ANTARA mulai menyusun Neraca Pembuka yang
diselesaikan selama dua tahun setelah terbitnya SK Menteri Keuangan pada akhir
September 2009. Sejak terbitnya Neraca Pembuka tersebut, kinerja keuangan LKBN
ANTARA dapat dimonitor oleh para pemegang sahamnya.
·
Masa
Penjajahan Jepang
Sejak awal
pendudukan Jepang,
Antara menempati bagian bawah gedung Aneta di Pasar Baru,
Jakarta
Pusat, sebuah gedung bertingkat yang ditinggalkan bersamaan dengan
menyingkirnya Belanda dari Indonesia.
Tingkat atas ditempati oleh kantor berita Jepang, Domei. Gedung ini terletak di Jalan
Pos Utara No.53, yang kini dikenal dengan nama Jalan Antara. Jepang mula-mula
memperbolehkan Antara melanjutkan kegiatannya dengan menggunakan namanya
sendiri. Namun, sejak 29 Mei 1942, Antara harus mengganti namanya menjadi
Yashima, yang berarti semesta.
·
Masa
kemerdekaan
Ketika
Pemerintah pusat Republik Indonesia yang baru beberapa bulan merdeka hijrah ke
Ibu kota Revolusi Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, pimpinan Antara juga
memutuskan untuk mengungsikan kantor pusatnya ke Yogyakarta.
Antara di Jakarta tetap di pertahankan, tetapi hanya sebagai kantor cabang.
Antara cabang Jakarta
pernah memindahkan kantornya ke Gedung Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur
No.56 ketika terjadi Aksi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, karena kantornya
di Jalan Pos No.57 di segel oleh Belanda, sedangkan gedung di nomor 53 sudah
ditempati oleh kantor berita Aneta, yang melakukan lagi kegiatannya di
Indonesia sejak Belanda kembali bersama tentara Sekutu pada akhir PD II. Pada
saat terjadi Aksi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, banyak staf
Antara di berbagai kota
ikut bergerilya atau mempertahankan kelangsungan hidup dengan cara
masig-masing. Para wartawan Antara di Bandung, Sjarief
Soelaiman dan Dajat Hardjakusumah, mendirikan kantor berita lokal Pewarta
Nasional (Pena) untuk menampung pemberitaan dari kalangan republiken. Sedangkan
staf Antara Solo
menerbitkan buletin Antara Dharurat Mobil di daerah gerilya sebagai konsumsi
para gerilyawan dan untuk mengimbangi pemberitaan yang merugikan kedudukan
Republik Indonesia.
Keadaan ini berlangsung sampai saat Belanda menarik kembali pasukannya dari Yogyakarta
tujuh bulan kemudian, Juli 1949, dan Antara pusat dipulihkan di Jakarta pada bulan
berikutnya.
·
Pendirian
perusahaan
Ditetapkan
melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 tertanggal 18 Juli
2007[1],
untuk mengoptimalkan fungsi dan peranannya, Lembaga Kantor Berita Nasional
Antara diubah statusnya menjadi BUMN.
1. LKBN Antara sekarang
Bila
sebelumnya Antara melakukan pengiriman berita dengan menggunakan pemancar dan
buletin cetak, pada tahun 1976 diganti dengan menggunakan sistem teleteks dan
kemudian menggunakan sistem komputerisasi. Mulai akhir tahun 90an, pengiriman
berita kepada 300 pelanggan menggunakan satelit/VSAT dan sejak tahun 2001
berita Antara dapat diakses melalui internet. Di luar negeri, sejak tahun 2007
LKBN Antara mempunyai kantor biro di Kuala
Lumpur, Tokyo,
Beijing, London, Canberra, dan New York.
Karena alasan beban operasional tinggi, jumlahnya menciut dibanding sebelum
tahun 2007 yang pernah memiliki 14 kantor perwakilan di luar negeri. Kini
dengan kepemimpinan baru dibawah Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf
(ahmadmy@antara.co.id), yang melanjutkan kepemimpinan Asro Kamal Rokan
(asro@antara.co.id) yang kini bertugas sebagai Dewan Pengawas, LKBN ANTARA
menghasilkan berbagai konten berita teks, foto dan video yang menyasar lebih
dari 300 pelanggan media. Perubahan status Lembaga Negara menjadi Perusahaan
Umum (Perum) dimulai berdasarkan PP 40/2007 tertanggal 18 Juli 2007. Pemberian
status Perum guna memudahkan kerja kantor berita perjuangan tersebut untuk
menghadapi era konvergensi media dan tantangan bisnis media yang kian
mengglobal. Diharapkan dengan berbadan hukum Perum, LKBN ANTARA dapat
mengembangkan berbagai lini bisnis berbasis konten, komunikasi, pengelolaan
data dan pendidikan media. Sebagian berita untuk pasar media diformat untuk
publik melalui portal publik www.antaranews.com. Kerjasama internasionalnya pun
kian meluas. Antara bekerjasama denga Reuters,
Bloomberg, AFP dan Xinhua dalam skema komersial. Antara juga mengadakan
kerjasama dengan Bernama (Malaysia) dan Thai News Agency (TNA)
melalui jaringan AMEX (ASEAN New Exchange). Kerjasama regional dilakukan
melalui Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA),International Islamic
News Agency (IINA) di Jeddah, dan Non Aligned News Agency Pool (NANAP). Tahun
2007-2010, ANTARA dipercaya sebagai President OANA. Selain itu, Antara juga
mengadakan pertukaran berita secara bilateral dengan Xinhua [China], IRNA dan
MNA [Iran], MENA (Mesir),
Yonhap (Korea Selatan), TAP (Tunisia),
Anadolu (Turki),
WAM (Uni Emirat Arab), VNA (Vietnam),
Azertac (Ajerbaizan), Yonhap (Korea Selatan), BTI (Bulgaria), EFE (Spanyol),
CNA (Taiwan) dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar